JAKARTA - Beberapa bulan setelah pilpres, giliran pilkada digelar. Termasuk pilkada DKI. Mengapa pilkada DKI menarik? Pertama, DKI adalah Center of Indonesia. DKI adalah pintu masuk Indonesia. Meski 2024 tidak menjadi Ibu kota lagi, tetap Jakarta adalah kota metropolitan dengan aktifitas terpadat di Indonesia.
Kedua, siapapun yang menjadi Gubernur DKI, dia punya kans ke RI 1. Branding Guber DKI untuk menjadi orang nomor satu di Indonesia sangat kuat. Jokowi telah membuka jalur, kemudian dilanjutkan oleh Anies Baswedan.
Baca juga:
Tony Rosyid: Anies Menguat, Semua Merapat
|
Ketiga, situasi politik di DKI sedang sangat dinamis. Hadirnya Jokowi dan Anies sebagai mantan Gubernur DKI serta dinamika pilgub DKI di tahun 2017 kemarin telah menghidupkan suasana politik DKI cukup hangat dan jadi perhatian masyarakat seluruh Indonesia.
Banyak faktor yang membuat pilgub DKI di 2024 itu seksi. Karena itu, pilgub DKI akan menjadi pertarungan yang tidak kalah ramai dan menariknya dari pilpres 2024. Hasil pilpres 2024 juga akan memberikan pengaruh terhadap pilgub DKI.
Jika Anies Baswedan maju dan menang di pilpres 2024, maka partai anggota Koalisi Perubahan punya kans besar untuk memenangkan pilgub DKI. Kader Nasdem, PKS dan Demokrat punya peluang untuk maju. Akan lebih besar peluangnya jika Koalisi Perubahan mengusung satu paket calon.
Siapa para tokoh dari Koalisi Perubahan yang dalam pembicaraan internal mulai disebut dan dimunculkan namanya?
Di Nasdem, ada Ahmad Ali. Waketum Nasdem ini hampir setiap hari muncul namanya di media. Ali, panggilan akrab Ahmad Ali saat ini menjadi orang yang sangat dekat dan akrab dengan Anies. Ahmad Ali juga menjadi operator kampanye Anies di lapangan. Ini bisa menjadi pintu Ahmad Ali untuk melanjutkan kinerja dan program yang sudah Anies buat di DKI Jakarta. Ahmad Ali bisa menjadi patner Anies dalam menjalankan program-program berkelanjutan di DKI. Jika Anies Presiden dan Ahmad Ali jadi Gubernur DKI, ini akan menjadi keberlanjutan dalam mewujudkan cita-cita dan impian Anies di DKI. Selain tentu saja program kolaborasi Pemerintahan Pusat-DKI akan lebih mudah untuk dieksekusi.
Pengalaman politik dan popularitas Ahmad Ali, ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulawesi Tengah ini, memenuhi syarat untuk maju di pilgub DKI Jakarta. Apalagi, Ahmad Ali, pollitisi kawakan ini berasal dari partai menangah yaitu Nasdem yang juga punya TV Nasional (Metro TV). Terutama jika Anies menang di pilpres, pintu Nasdem sebagai partai pertama yang mendeklarasikan Anies akan lebih diuntungkan untuk memainkan pilgub DKI 2024.
Di PKS, ada Mardani Ali Sera, Sohibul Iman dan Ahmad Syaekhu. Mardani cukup populer sejak menjadi ketua timses Anies yang sukses di pilgub DKI 2017. Namanya makin populer ketika menyuarakan "Ganti Presiden" di pilpres 2019. Mardani punya kans yang cukup besar untuk maju di pilgub DKI 2024.
Siapa kader Demokrat yang memenuhi syarat kapasitas dan popularitas untuk diusung ke pilgub DKI? Nama Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) nampaknya belum tergantikan dari sisi popularitas. Perlu kerja keras untuk memunculkan nama lain selain AHY.
Di luar Koalisi Perubahan ada nama Risma dan Gibran dari PDIP. Ada nama Sandiaga Uno dari Gerindra. Sejumlah nama non partai juga telah menjadi pembicaraan para elit. Diantaranya Erick Tohir yang sekarang menjabat Menteri BUMN, dan Agus Sumarmanto, Mantan Menteri Perdagangan. Seorang pengusaha yang sejak 2019 telah membulatkan tekat untuk berkiprah di dunia politik. Nama Adhyaksa Dault, mantan Menpora era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga muncul kembali dalam perbincangan cagub DKI.
Pasca pilpres pebruari 2024, media dan medsos akan dipenuhi berita konstalasi pilgub DKI. Nama-nama calon di atas kemungkinan yang akan ikut berlaga. Kerja politik akan sangat masif untuk mendorong para kandidat, baik dari partai maupun non-partai. Siapa yang akan masuk bursa? Kita tunggu.
Jakarta, 2 Maret 2023
Tony Rosyid
Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa